Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Menjaga Hati
Kamis, 25 Mei 2023

Khutbah Jumat: Menjaga Hati ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 9 Ramadhan 1444 H / 31 Maret 2023 M.

Khutbah Jumat: Menjaga Hati

Organ tubuh kita yang wajib kita jaga adalah hati kita, setiap mukmin wajib menjaga hatinya karena keselamatan ia di akhirat nanti tergantung kepada hatinya.

Allah Ta’ala berfirman:

يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ۞ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ

“Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak kecuali orang yang datang kepada Allah membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara`[26]: 88-89)

Selamat dari syahawat, selamat dari syubuhat, penyakit-penyakit yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam api Neraka.

Ummatal Islam.

Menyelamatkan hati tiada lain adalah dengan cara menjauhi hal-hal yang bisa merusak hati, di antara perkara yang bisa merusak hati adalah mata kita yang kita lepas kepada sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mata adalah jendela hati kita.

Allah Ta’ala menyuruh kita untuk menundukkan pandangan.

Allah berfirman:

قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ

“Katakan kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka.” (QS. An-Nur[24]: 30)

Allah berfirman:

وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ

“Dan katakan kepada kaum mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan-pandangan mereka dan menjaga kemaluan-kemaluan mereka.” (QS. An-Nur[24]: 31)

Karena ketika seseorang melepaskan pandangannya kepada sesuatu yang diharamkan oleh Allah, sungguh itu akan berpengaruh kepada hatinya, hatinya menjadi keruh bahkan kemudian menjadi hitam dan kelam.

Ketika seseorang tidak peduli dengan apa yang ia lihat, bahkan ia mengikuti syahawat dan hawa nafsunya untuk melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka saat itu, Allah cabut cahaya di hatinya, sehingga kemudian ia pun tidak diberikan oleh Allah kemampuan untuk memahami Al-Qur’an dengan lurus, tidak pula ia memahami Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Sehingga ia pun dijadikan oleh Allah sulit untuk menghapal Al-Qur’an, menghapal Sunnah, menghapal Ilmu. Demikian pula untuk memahaminya, akibat daripada matanya yang tidak dijaga.

Kalau pun ia hapal Al-Qur’an, Allah cabut kelezatan Al-Qur’an dari hatinya, kalau ia pun hapal Al-Qur’an, Allah jadikan ia pun tidak memahami dan tidak akan keinginan untuk memahaminya, karena hatinya telah kotor. Sedangkan Al-Qur’an cocok untuk hati yang bening dan bersih.

Ummatal Islam.

Menjaga mata adalah merupakan perkara penjagaan yang harus kita lakukan. Karena kata Ibnul Qayyim, ia merupakan jendela hati, dari mata itulah muncul pikiran. Ketika seseorang melihat sesuatu ia akan berpikir dan berpikir. Dan pikiran itulah yang akan menjadikan sesuatu itu berubah menjadi niat.

Lihatlah! ketika kita melihat sesuatu yang menyebabkan kita ingat Allah.

Kita akan muncul niat untuk bertaqarrub kepada Allah, tapi ketika kita melihat sesuatu yang memalingkan kita dari Allah, melihat yang diharamkan oleh Allah. Muncul niat-niat untuk berbuat keharaman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sehingga, orang yang ingin memelihara hati dan niatnya, penting sekali dia untuk memelihara matanya, sehingga dengan memelihara mata Allah berikan kepada dia kebeningan hati.

Kebeningan hati itulah yang menyebabkan hati kita, iman kita terjaga di hati kita. Kita pun bisa mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita pun bisa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tapi ketika mata kita, kita lepaskan kepada perkara yang diharamkan oleh Allah, maka saat itu cinta kita pun berubah, karena hati bagaikan bejana saudaraku. Apabila ia dimasuki oleh sesuatu, keluarlah sesuatu yang ada di dalam bejana tersebut. Seperti air yang ada di dalam bejana ketika kita masukan batu atau tanah akan keluarkan air tersebut.

Demikian pula cinta kita kepada Allah, cinta kita kepada kehidupan akhirat, akan berkurang ketika hati kita dipenuhi oleh cinta dunia.

Ummatal Islam.

Cinta itu sangat dipengaruhi oleh pandangan mata, ketika kita senantiasa melepaskan mata kita kepada sesuatu yang dicintai oleh Allah, sesuatu yang diridhai oleh Allah, hati kita akan makmur dengan cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tapi ketika kita melihat sesuatu, seperti aurat wanita dan yang lainnya, ia menjadi kotor. Allah pun memberikan goresan-goresan hitam yang ada di hatinya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا أَذْنَبَ الْعَبْدَ نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ

“Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka diberikan di hatinya goresan hitam.

وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ

Apabila ia bertaubat maka hatinya menjadi bening kembali.

وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ

Tapi ketika ia kembali melakukannya, langsung diberikan dua goresan hati, sehingga goresan-goresan hitam itu telah memenuhi ruangan-ruangan hati.”

Itulah kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang dimaksud oleh firman Allah:

كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

“Tidak sekali-kali! Justru رَانَ (yaitu goresan-goresan hitam) yang ada di hati itu telah memenuhi ruang-ruangan mereka disebabkan oleh dosa-dosa mereka.” (QS. Al-Muthaffifin[83]: 14)

Khutbah Jumat: Menjaga Hati

Imam Ibnul Qayyim ketika menyebutkan empat racun hati, beliau menyebutkan di antaranya adalah mata yang dilepaskan kepada sesuatu yang tidak bermanfaat atau bahkan na’ūdzubillahi sesuatu yang haram.

Apabila kita melepaskan mata kita kepada sesuatu yang tidak ada manfaatnya saja bisa meracuni hati, bagaimana dengan melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?

Maka Subhanallah, Allah ciptakan mata bukan untuk kita jadikan sebagai alat untuk berbuat maksiat. Allah ciptakan mata untuk kita, untuk melihat ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat Kauniyah maupun ayat-ayat Syar’iyah.

Kita lihat kebesaran Allah!

Bagaimana Allah menciptakan gunung, bagaimana Allah menciptakan laut? Supaya kita berpikir, bahwasanya pencipta-Nya Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita gunakan untuk membaca kitab-kitab Al-Qur’an, mentadabburinya, membaca kitab-kitab para ulama. Karena untuk itulah manusia diciptakan untuk Ilmu.

Lihat nabi Adam, Allah lebihkan nabi Adam di atas para malaikat dengan ilmu.

Allah berfirman:

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ

“Maka Allah pun mengajarkan nama-nama segala sesuatu kepada nabi Adam, maka tampaklah kepada malaikat, hikmah diciptakan nabi Adam.” (QS. Al-Baqarah[2]: 31)

Ternyata Allah ciptakan manusia untuk Ilmu.

Di antara alat ilmu adalah mata. Bila kita gunakan mata kita untuk Ilmu, sungguh bermanfaat untuk hati kita.

Ilmu itu akan menghidupkan hati, ilmu akan mendekatkan diri kita kepada Allah, ilmu menjadikan kita bergabung dengan alam malaikat.

Download mp3 Khutbah Jumat: Menjaga Amalan Shalih

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Menjaga hati” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52940-khutbah-jumat-menjaga-hati/